MATERI BIMBINGAN KARIR PRIBADI
1. Konsep Dasar Bimbingan
Pribadi
Berkaitan dengan bimbingan pribadi,
pada intinya adalah membentuk pribadi yang matang dan mandiri para murid,
dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Pemahaman
diri (self understanding). Dalam hal ini, murid dapat memahami dirinya sendiri akan potensi
yang dimilikinya serta permasalahan yang dihadapinya.
b. Penerimaan
diri (self acceptance-Qona’ah). Dalam hal ini, murid hendaknya dapat menerima
diri apa adanya potensi-potensi dan anugerah dari Allah, baik itu yang sesuai
dengan harapan murid tersebut ataupun tidak (perbedaan antara ideal self dengan
actual self).
2. Karakteristik Pribadi
Sosial Murid Mi/Sd
Ada tiga ciri utama pada masa ini yang
menunjukkan bperbedaan dengan masa sebelumnya (Hurlock
, 1980 : 149-199):
a. Dorongan
anak untuk masuk kedalam dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan otot-otot.
b. Dorongan
anak untuk keluar dari lingkungan rumah dan masuk kedlam kelompok teman sebaya
c. Dorongan
mental untuk mematuhi dunia konsep-konsep logika, simbol dan komunikasi secara
dewasa.
Berikut ini dikemukakan beberapa aspek psiko-fisik anak usia MI/SD :
a. Keadaan
fisik dan keterampilan
Hurlock (1980:4) mengemukakan empat
kategori keterampilan yang dimiliki anak-anak pada usia MI/SD ini, yaitu :
1) Keterampilan
monolog diri sendiri
2) Keterampilan
menolong orang lain
3) Keterampilan
sekolah
4) Keterampilan
bermain
b.
Kemampuan bahasa
c.
Keadaan emosi
d.
Sikap dan perilaku moral
TUJUAN DAN RAGAM MASALAH BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI
1. Tujuan
Bimbingan dan Konseling Pribadi
Tujuan BK pribadi agar peserta didik dapat :
a. Memilii
komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa
b. Memiliki
sifat toleransi
terhadap umat
beragama lain
c. Memiliki
pemahaman tentang irama kehidupan
d. Memiliki pemahaman dan peneriamaan diri
secara objektif dan konstruktif
e. Memiliki
sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain
f. Memiliki
kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
g. Bersikap
respek terhadap orang lain
h. Memiliki
rasa tanggung jawab
i. Memilki
kemampuan berinteraksi sosial (human relationship)
j. Memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah)
k. Memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif
2. Ragam
Permasalahan Pribadi Peserta Didik
Secara terinci, peserta didik dalam
lingkup persekolahan pada umumnya menghadapi permasalahan pribadi-pribadi
sebagai berikut :
a. Pemantapan
sikap dan kebiasaan serta pengwmbangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT
b. Pemantapan
pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatamn yang lebih
kreatif, produktif dan normatif baik dalam keseharian maupun untuk peran di
masa yan akan datang
c. Pemantapan
pemahaman tentang bakat dan minat pribadi dan penyaluran dan pengembangannya
pada/melalui kegiatan yang kreatif dan normatif dan produktif
d. Pemantapan
tentang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya
e. Pamantapan
kemampuan pengambilan keputusan
f. Pemantapan
kemampuan mengarahkan diri diri sesuai dengan keputusan yang telah diambil
g. Pemantapan
dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat jasmani dan rohani
h. Pemantapan
kemampuan komunikasi
i. Pemantapan
kemampuan meneriama dan menyampaikan argumentasi secara dinamis, kreatif,
normatif dan produktif
j. Pemantapankemampuan
bertingkah laku dan berhubungan sosial dengan penuh tanggung jawab
k. Pemantapan
hubungan yang dinamis dan harmonis dengan teman sebaya, orang tua dan
masyarakat sekitar
l. Orientasi
tantang kehidupan berkeluarga
Ragam permasalahan tersebut apabila dikelompokkan ke dalam pencapaian tugas
perkembangan dan standar kompetensi kemandirian murid sebagai berikut :
1. Landasan hidup religius
2. Landasan perilaku etis
3. Kematangan emosional
4. Kematangan intelektual
5. Kesadaran tanggung jawab
6. Peran sosial sebagai pria atau wanita
7. Penerimaan diri dan pengembangannya
8. Kemandirian perilaku ekonomis
STRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI
A.
JENIS LAYANAN DAN STRUKTUR BIMBINGAN
1. Layanan
Dasar Bimbingan
Yaitu layanan umum yang diperuntukan
bagi semua murid. Strategi : bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, berkolaborasi
dengan guru bidang studi, kerja sama dengan orang tua. Tujuan layanan dasar
bimbingan adalah membantu seluruh murid dalam mengembangkan keterampilan
dasar untuk kehidupan.
Contoh materi program bimbingan
perkembangan di MI/SD mencakup :
a. Harga
diri (self-esteem)
b. Motivasi
berprestasi
c. Keterampilan
pengambilan keputusan
d. Keterampilan pemecahan masalh
e. Keefektifan
dalam hubungan antara pribadi
f. Keterampilan
berkomunikasi
g. Keefektifan
dalam memahami lintas budaya
h. Perilaku
yang bertanggung jawab
2. Layanan
Responsif
Yaitu layanan yang diarahkan untuk
membantu murid mengatasi masalah-maslah yang dihadapi pada saat itu. Tujuan
komponen layanan responsif adalah mengintervensi masalah-masalah atau
kepedulian pribadi murid yang muncul segera dan dirasakan saat itu.
3. Layanan
perencanaan Individual
Yaitu layanan yang dimaksudkan untuk
membantu murid mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pribadi.
Tujuan layanan perencanaan individual
adalah membimbing murid untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana
pengembangan pribadi oleh dirinya sendiri. Melalui layanan perencanaan individual, murid dapat :
a. Mempersiapkan
pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan
dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakatnya
b. Merumuskan
rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang
c. Menganalisis
apa kekuatan dan kelemahan dirinay dalam rangka pencapaian tujuannya
d. Mengukur
tingkat pencapaian tujuan dirinya
e. Mengambil
keputusan yan mereflesikan perencanaan dirinya
4. Komponen
Dukungan Sistem
Yaitu komponen yang berkaitan dengan
aspek manajerial yang mencakup antara lain pengembangan program, pengembangan
staf, alokasi dana dan fasilitas, kerja sama denga orang tua dan sumber
lainnya, riset dan pengembangan. Layanan mencakup :
a. Konsultasi
dengan guru-guru lain
b. Dukungan
bagi program pendidikan orang tua dan upaya-upaya masyarakat yang berhubungan
c. Partisipasi
dalam kegiatan sekolah dalam rangka peningkatan perencanaan dan tujuan
d. Implementasi
dan program standarisasi instrumen tes
e. Kerja
sama dalam melaksanakan riset yang relevan
B. TEKNIK
/ STRATEGI BIMBINGANDAN KONSELING PRIBADI
Beberapa macam teknik bimbingan yang
dapat digunakan untuk membantu perkembangan murid, yaitu :
1. Konseling
Individual
Konseling individual adalah merupakan
bantuan yang sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap dan
perilaku murid
2. Konsultasi
Konsultasi merupakan salah satu teknik
bimbingan yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih
berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh konselor
3. Nasihat
Nasihat merupakan salah satu teknik
bimbingan yang dapat diberiakn oleh guru. Pemberian nasihat hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Berdasarkan
masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh murid
b. Diawali
dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi
c. Nasihat
yang diberikan bersifat alternatif yangdapat dipilih oleh murid, disertai
kemungkinan keberhasilan dan kegagalan
d. Penentuan
keputusan diserahkan kepada murid, alternatif mana yang akan diambil
e. Hendaknya
murid mau danmampu mempertanggungjawabkan keputusan yang diambilnya
4. Bimbingan
Kelompok
Bimbingan
kelompok merupakan bantuan terhadap murid yang dilaksanakan dalam situasi
kelompok. Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelomppok, yaitu kelompok
kecil (2-6 orang), kelompok sedang (7-12 orang), dan kelompok besar (13-20
orang) aaupun kelas (21-40 orang)
5. Konseling
Kelompok
Konseling kelompok merupakan upaya
bantuan kepada murid dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan
pertumbuhannya. Prosedur konseling kelompok sama dengan bimbinga kelompok yaitu
terdiri dari :
1) Tahap
pembentukan
2) Tahap
peralihan
3) Tahap
kegiatan
4) Tahap
pengakhiran
6. Pengajaran
Remedial
Pengajaran remedial merupaka salah satu
kegitan utama dalam keseluruhan kerangka pola layanan bimbingan belajar,
serta merupakan, rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik
kesulitan bellajar mengajar.
Strategi dan teknik pengajaran dapat
dilakukan secara preventif, kuratif dan pengembangan. Tindakan pengajaran
remedial dikatakan bersifat kuratif jika setelah program PBM utama selesai
diselenggarakan. Pendekatan preventif ditujukan kepada murid tertentu yang
diperkirakan akan mengalami hambatan terhadap pelajaran yang akan dipenuhinya.
Pendekatan pengembangan merupakan tindak lanjut dari upaya diagnostik yang
dilakukan guru selama berlangsung PBM.
7. Mengajar
Bernuansa Bimbingan
Secara umum bimbingan yang dapat
diberikan guru sambil mengajar adalah :
a. Mengenal
dan memahami murid secara mendalam
b. Memberikaan
perlakuan dengan memperhatikan perbedaan individual
c. Memperlakukan
murid secara manusiawi
d. Memberi
kemudahan untuk mengembangkan diri secara optimal
e. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
Individu
dan karir
Pandangan atau pemikiran seputar
individu dan karir beberapa beragam, ada yang memiliki kesamaan dan bahkan ada
yang mengalami pengembangan. Frank Parson misalkan berasumsi bahwa dalam
menentukan karir individu, maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan
melakukan korelasi terhadap kemampuan, dan tuntutan ideal dari sebuah
pekerjaan, kemudian adapula pandangan kelompok Ginzberg, yang mengklaim cara
pemilihan jabatan itu berjenjang, misalkan ada tahap fantasi(0-11 tahun), tahap
tentatif(11-17 tahun), tahap realistis(17-25 tahun). Kemudian ada Anna Roe,
yang mengatakan bahwa perlakuan orangtua terhadap anak sangat mempengaruhi
pemilihan karir(meskipun akhirnya juga disangkal oleh Anna Roe sendiri). Kemudian
adapula teorinya Donald Super (bagi penulis hampir mirip dengan teori kelompok
Ginzberg, Cuma berbeda pada prinsip, serta tidak adanya pengakuan akan fase decline,
dalam teori kelompok Ginzberg. untuk mengujinya lebih jauh memerlukan studi
tentang metodologi yang digunakan oleh masing-masing). Donald Super memiliki
pandangan akan perkembangan karier, growth, eksplorasi, pemantapan, pembinaan,
kemunduran.
Masih ada beberapa lagi pemikiran yang menyangkut
individu dan karir didalam bimbingan konseling karir, namun pandangan Donald
Super akan Vocational Maturity, bagi penulis merupakan konsep yang
praktis dalam mendapatkan keterangan mengenai sejauh mana individu dan karir
berhubungan. Vocational Maturity, atau kematangan vokasional,
memberikan pedoman bahwa keberhasilan individu mengerjakan pekerjaan secara
bertanggungjawab dan dengan kesadaran penuh dapat menjadi indikasi
kematangan/pemantapan dengan karir tersebut.
Bagaimana Islam memandang?
Untuk
catatan tambahan mengenai mengapa bimbingan konseling karir (BK karir),
diubah-judulkan menjadi bimbingan konseling islam karir (BKI Karir)?.
pertimbangan praktisnya adalah karena bimbingan konseling islam merupakan
bidang yang sedang penulis tekuni, dan yang kedua ini adalah upaya
menggelorakan perspektif islam didalam disiplin ilmu, sehingga mungkin jika
dianggap meng-asimilasi disiplin ilmu tidak juga benar sepenuhnya.
setidaknya konsep integrasi-interkoneksi memberikan kemudahan dalam mendekati
disiplin ilmu dengan “mengintervensinya” melalui pendekatan similarisasi. (tapi
bukan sekedar menyamakan konsep secara apa adanya tapi juga tetap mengindahkan
pendekatan konfirmatif dan korektif).
Pada
bagian ini akan menjadi sangat panjang jika penulis harus mencoba secara
mendalam mengusutnya, selain juga karena keterbatasan kemampuan dalam kajian
lintas perpspektif juga karena keterbatasan akan waktu. maka secara singkat
disini akan dibahas mengenai mengapa BK Karir diubah-judulkan menjadi BKI
Karir.
Alasan
pertama muncul secara pribadi dari penulis ketika membaca buku karangan Malik
Badri (1996),Dilema Psikolog Muslim (sebelumnya ini merupakan karya
terjemahan dari The Dilemma of Muslim Psychologists 1979, penulis belum
mendapatkan informasi apakah karya ini telah mendapatkan revisi atau belum),
kemudian ada buku Anwar Sutoyo, Bimbingan Konseling Islami Teori &
Praktik(2009), dan banyak lagi, Zakiah Darajat, Jalaludin Rakhmat, Hannah
Djumhana Bastaman dlsb, yang pada intinya melihat ada ketidakutuhan dalam
melihat teori-teori psikologi mengenai manusia. sehingga menyebabkan kesalahan
fatal dalam kelanjutan implementasinya dalam applied science.
Dalam
konteks bimbingan karir, apakah individu yang memilih pekerjaan berdasarkan
pada rasa puas, Vocational Satisfication sudah terselesaikan
problemnya?. dalam bimbingan konseling islami (islam atau islami juga belum
akan dibahas dalam tulisan ini), tema pokok mengenai manusia adalah tentang kembali
kepada fitrah(Anwar Sutoyo, 2010:23,41), kembali pada fitrah berarti
mengarahkan manusia berdasarkan pada potensi bawaannya (pada bagian ini harus
penulis akui amat sangat luas jika membahas ini terutama karena ini menyangkut
Al-Qur’an, maka kaidah-kaidah penggunaannya pun perlu dipertegas akan tetapi
untuk menghindari terlalu luasnya cakupan pembahasan maka terkait metode, model
tafsir silahkan melihat pada buku Anwar Sutoyo, Bimbingan Konseling Islami
Teori & Praktik). konsep kembali pada fitrah ini berimplikasi
pada keseluruhan padangan dalam bimbingan konseling islam, termasuk bimbingan
konseling islam karir (BKI Karir).
Juga
berarti dalam konteks bimbingan konseling islam karir (BKI Karir), individu
sebagai ciptaan Allah Swt tidak mungkin lepas dari tuntutannya sebagai makhluk
yang hanya memiliki fungsi sebagai pengabdi. dengan kata lain segala macam
karir tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai ini. pemahaman yang ditawarkan
BKI Karir adalah bahwa semua pekerjaan, karir, jabatan itu ditujukan untuk
mengabdi dan mencari keridhoan Tuhan.
Dengan
memulai pembahasan bimbingan konseling karir dalam tanah islam tidak lantas
juga memandang jauh teori-teori yang sudah ada. akan tetapi perlu diingat
teori-teori yang sudah dibangun dalam bimbingan konseling karir pun banyak
mendapatkan sanggahan karena ketidakutuhannya. semisal teori Anna Roe, (dalam
catatan WS. Winkel) diakui oleh Anna Roe sendiri memiliki kekurangan. berupa
tidak memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pilihan jabatan.
Pengertian Bimbingan Karier.
Dalam buku Bimbingan Karier dijelaskan :
“Bimbingan Karir adalah proses pemberian bantuan kepada
siswa dalam memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan mengenal
kesempatan kerja, mampu mengambil keputusan sehingga yang bersankutan dapat
mengelola pengembangan kariernya”. (Manrihu, 1988 : 18).
Dari pengertian di atas jelaslah bahwa pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah adalah proses
membantu siswa agar memahami diri dan dapat mengambil keputusan yang tepat
untuk kemantapan cita-citanya.
Terkait dengan pengertian Bimbingan Karier di atas maka yang
dimaksud dengan Bimbingan Karier dalam penelitian ini adalah suatu proses usaha
membantu siswa untuk mengenal potensi dirinya seperti : bakat, minat, kelebihan
dan kekurangannya serta mampu memperkenalkan seluk beluk dunia kerja dan
berbagai jenis pekerjaan yang diminatinya sesuai dengan cita-cita para siswa.
Tujuan Bimbingan Karier
Secara umum tujuan Bimbingan Karier di Sekolah sebagai
berikut: “Membantu siswa dalam memahami diri dan lingkungannya dalam mengambil
keputusan, merencanakan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada
karier dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi,
dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya”. (Sukardi,1984 : 31). Sedangkan
tujuan khusus yang menjadi sasaran pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah
menurut Drs. Dewa ketut Sukardi, adalah :
- Siswa
dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dirinya sendiri (self konsept ),
- Siswa
dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja,
- Siswa
dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan
lapangan kerja dalam persiapan memasukinya,
- Siswa
dapat meningkatkan keterampilan berpikir agar mampu mengambil keputusan
tenntang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia
kerja,
- Siswa
dapat menguasai keterampilan dasar yang penting dalam pekerjaan terutama
kemampuan berkomunikasi, berkerja sama berprakarsa dan sebagainya.
Prinsip-Prinsip Bimbingan Karier
Agar Bimbingan Karier di Sekolah
dapat berfungsi dcngan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka
beberapa pandangan tentang prinsip-prinsip Bimbingan Karier perlu diperhatikan
para pembimbing khususnya dan administrator Sekolah pada umumnya terutama dalam
penyusunan program Bimbingan Karier di Sekolah.
Secara umum prinsip-prinsip Bimbingan Karier di
Sekolah di antaranya adalah :
- Seluruh
siswa hendaknya mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan
dirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat.
- Siswa
hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup memadai
terhadap dirinya sendiri dan kaitannya dengan perkembangan sosial dan
perencanaan karier.
- Siswa
secara keseluruhan dibantu untuk memperoleh pemahaman tentang hubungan
antara pendidikan dengan kariernya.
- Siswa
pada setiap tahap program pendidikannya hendaknya memiliki pengalaman yang
berorientasi pada karier secara berarti dan realistik.
- Program
Bimbingan Karier hendaknya memiliki tujuan untuk merangsang pendidikan
siswa .
- Program
Bimbingan Karier di Sekolah hendaknya berpusat di kelas, dengan
dikoordinasi oleh pembimbing disertai partisipasi orang tua dan kontribusi
masyarakat.
Program Bimbingan Karier di Sekolah
Sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan Bimbingan Karier di
Sekolah, yaitu secara umum bertujuan untuk membantu para siswa untuk memperoleh
pemahaman diri dan pengarahan diri dalam proses persiapan diri untuk bekerja
dan berguna dalam masyarakat maka dari itu untuk mencapai tujuan tersebut perlu
kiranya disusun suatu program Bimbingan Karier yang di rencanakan dengan
matang.
Dengan demikian penyusunan program layanan Bimbingan Karier
di Sekolah memegang peranan penting dalam rangka keberhasilan pelaksanaan
Bimbingan Karier di Sekolah.
Penyusunan suatu program Bimbingan Karier di Sekolah hendaknya didasarkan pada
beberapa prinsip diantaranya sebagai berikut:
- Program
Bimbingan Karier hendaknya direncanakan sebagai suatu proses yang
berkesinambungan dan terintegrasi.
- Program
Bimbingan Karier hendaknya disusun dengan melibatkan siswa dalam proses
perkembangannya.
- Program
Bimbingan Karier hendaknya menyajikan berbagai macam pilihan tentang
kesempatan kerja yang ada dalam lingkungan serta dalam dunia kerja yang
menjadi cita-cita para siswa.
- Program
Bimbingan Karier hendaknya mempertimbangkan aspek pribadi siswa secara
totalitas. Dengan demikian para siswa akan memiliki kemampuan untuk
mengenal berbagai potensi, bakat, minat, kebutuhan diri serta nilai-nilai
hidupyang dicita-citakannya.
- Program
Bimbingan Karier hendaknya diwujudkan untuk melayani semua siswa.
Pilihan Individu dan Perencanaan Karier
Selama menelusuri kehidupan,
beberapa orang memiliki pilihan atau kesempatan untuk memilih dari pada yang
lain.Contoh, diantara siswa memiliki beberapa pilihan untuk memilih seperti
jurusan, jenis pekerjaan, serta bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, tapi bukan berarti pilihan-pilihan tersebut akan
dapat dipenuhi tanpa ada dasar yang memotivasi diri dalam diri siswa itu
sendiri.
Sehubungan dengan hal ini maka
sangat tepatlah tujuan dilaksanakan Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah dalam
rangka membantu mengarahkan cita-cita para siswa. Hal berikut ini mungkin akan
dapat membantu siswa di Sekolah diantaranya :
- Perencanaan
Karier dapat membantu siswa mempersiapkan pengambilan
keputusan.
- Perencanaan
Karier dapat membantu siswa mengembangkan beberapa kepercayaan
dalam diri sendiri.
- Perencanaan
Karier dapat membantu siswa menemukan beberapa makna dari aktivitas
siswa di Sekolah.
- Perencanaan
Karier dapat memberikan ketenangan bagi diri siswa untuk mengenal
kesempatan-kesempatan yang baik yang ditemukannya di Sekolah maupun di
luar Sekolah.
- Perencanaan
Karier dapat membantu siswa menentukan apa yang seharusnya dilakukan
sekarang dalam kaitannya dengan apa yang diinginkan selanjutnya.
Cara Pelaksanaan Bimbingan Karier
Cara pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah terdiri dari
dua macam tehnik pendekatan, yaitu pendekatan individual dan pendekatan
kelompok. Pendekatan kelompok dalam Bimbingan Karier akan memungkinkan masalah
yang bersangkut paut dengan karier dapat ditangani untuk semua siswa di
Sekolah. Supaya memiliki keterampilan dalam proses pengambilan keputusan
mengenai apa yang dicita-citakan pekerjaan, jabatan atau karier yang utama
dimasa depan. Untuk mencapai tujuan itu para siswa perlu memahami dirinya
sendiri dan lingkungannya serta dapat mengambil keputusan yang bemakna bagi
dirinya.
Berdasarkan kelompok dalam Bimbingan Karier di Sekolah
nampaknya menjadi suatu pendekatan bimbingan yang esensial karena dapat
memberikan bantuan layanan kepada semua siswa di Sekolah. Maka dari itu
pendekatan kelompok dalam Bimbingan Karier dapat meningkatkan konselor propesional
secara maksimal.
Cara
pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah adalah sebagai berikut:
“Cara pelaksanaan Bimbingan Karier di Sekolah dapat ditempuh
melalui dua pendekatan yakni: Pendekatan Individual yaitu dengan penyuluhan
karier dan pendekatan kelompok dengan kegiatan:
(1).
Paket belajar
(2).
Pengajaran unit
(3).
Papan bulletin
(4).Hari
Karier dan
(5).Karya Wisata
Karier. (Agus suyanto, 1989: 23).
Pendapat di atas menekankan bahwa Bimbingan Karier dilaksanakan melalui
dua cara pendekatan sebagai berikut:
a.
Pendekatan Individual
yaitu: Melalui penyuluhan karier. Bantuan dengan penyuluhan
karier melalui dua cara:
- Konseling
tentang pemecahan kesulitan dengan tujuan mengatasi masalah yang dihadapi
siswa.
- Bantuan
perorangan agar masing-masing siswa dapat memahami dirinya, memahami dunia
kerja dan mengadakan penyesuaian antara dirinya dengan dunia kerja.
b. Pendekatan Kelompok
- Paket
Belajar, maksudnya pelaksanaan Bimbingan Karier, menggunakan lima
Pendekatan Belajar yaitu:(a). Pemahaman diri, (b). Nilai-nilai, (c).
Pemahaman lingkungan, (d). Hambatan dan cara mengatasinya, (e).
Merencanakan masa depan.
- Pengajaran
Unit, setiap bidang studi memiliki suatu pokok bahasan yang berkaitan
dengan suatu pekerjaan selama proses belajar hendaknya memberikan informasi
yang berkaitan dengan suatu pekerjaan selama proses belajar memberikan
informasi yang berkaitan dengan suatu pekerjaan sehubungan dengan dengan
materi yang disampaikan.
- Papan
Buletin, maksudnya melalui papan buletin petugas BK memasang informsi. Informasi
tentang berbagai jenis pekerjaan yang bahannya diambil dari guntingan.
Tentang suatu pekerjaan,dan sebagainya.
- Hari
Karier, maksudnya kegiatan untuk mengisi hari-hari tertentu yang diisi
dengan ceramah dari sumber tentang suatu pekerjaan.
- Karya
Wisata, maksudnya para siswa diajak berkunjung ketempat suatu pekerjaan
untuk melihatdari dekat tentang suatu pekerjaan.
7. Hubungan Antara Hasil Bimbingan Karier
Dengan Pengambilan Keputusan Dan Lapangan Pekerjaan.
Para siswa yang melanjutkan pendidikannya, maupun yang
langsung bekerja, tidak langsung demikian saja tetapi melalui suatu proses
pengambilan keputusan mengenai suatu pekerjaan yang dipilihnya. Hal tersebut
sangatlah kompleks dan memerlukan sebanyak-banyaknya informasi,
pengetahuan, pertimbangan, dan didalamnya terkandung suatu harapan
dan keyakinan atas apa yang di perbuat.
Hasil Bimbingan Karier merupakan salah satu input (sejumlah
pengarahan informasi bagi siswa yang bersangkutan, terutama informasi tentang
keadaan dirinya, pendidikan lanjutan dan lapangan pekerjaan, baik keputusan
untuk melanjutkan pendidikan maupun keputusan memasuki lapangan pekerjaan.
Kedua-duanya memerlukan pertimbangan lebih dahulu, terutama berkaitan dengan
kemampuan diri (Keadaan diri) individu siswa yang bersangkutan.Bagi mereka yang
lansung memilih lapangan pekerjaan akan menilai dirinya sendiri bidang
pekerjaan apa yang cocok dengan dirinya. Bakat memberikan kecendrungan untuk
memperoleh keberhasilan (Belajar / bekerja) dalam bidang tertentu. Minat
memberikan kecendrungan senang atau tidak senang pada pelajaran / pekerjaan
tertentu. Hal ini sangat penting untuk pengambilan keputusan tentang pekerjaan
yang dicita-citakannya.
Dengan melihat kemungkinan-kemungkinan di atas maka terdapat
empat jalur yang dapat ditempuh para siswa SMU/MA setelah menamatkan
pendidikannya, yaitu:
a. Para siswa yang lansung terjun ke Lapangan Kerja.
b. Para siswa yang mengambil kursus / latihan / penataran
sebelum bekerja.
c. Para siswa yang memilih melanjutkan pendidikannya ke tingkat
akademi / sarjana muda.
d. Para siswa yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
jenjang strata satu / S1.